Sabtu, Desember 17

Mendamparkan Diri di Pulau Dua

Hamparan pasir putih dengan suasana pemandangan laut yang dangkal.
Pulau Dua dengan luas 38.90 Ha dan keliling 2.68 km terletak tidak jauh dari Pelabuhan Ferry di Desa Kahyapu. Dari pelabuhan bisa diakses dengan menggunakan perahu dengan memakan waktu lebih kurang 15 menit dengan jarak lebih kurang 1.5 km dari Pelabuhan.
Menuju Pulau Dua dengan perahu nelayan
Suasana pulau kecil begitu terasa dengan vegetasi yang didominasi oleh kelapa yang menjulang tunggi, tidak heran  karena dulunya Pulau Dua memang penghasil kopra terbesar di Kepulauan Enggano, selain dulunya juga merupakan salah satu perkampungan yang penting.Namun sekarang hanya terdapat beberapa pondok nelayan dan pondok pemilik kebun kelapa. Karena lokasi ini dulunya bekas perkampungan, maka bisa dijumpai beberapa makam kuno dan tempat pemandian yang pernah digunakan oleh pemuka masyarakat di zamannya.

Bercanda gurau di sekitar pulau

Banyak aktifitas yang bisa dilakukan di Pulau Dua diantaranya memancing, snorkling, tracking, atau hanya sekedar menikmati swasana yang jauh dari kebisingan pemukiman.

Air laut yang jernih dengan terumbu karang yang tumbuh dilaut dangkal nan tenang menjadikan perairan di sekitar Pulau Dua sangat cocok untuk lokasi penyelaman permukaan (snorkling). Setelah menikmati indahnya alam bawah air tentunya kerongkongan bisa disegarkan kembali dengan air kelapa muda yang mudah didapat di sekitar pulau.

Ber snorkling ria

Pada malam hari yang cerah sangat cocok untuk bercengkerama dibawa sinar bulan yang terang sembari menikmati hasil tangkapan ikan yang mudah didapat disekitar pulau. 

Jumat, Maret 18

Aset Tersembunyi di Pulau Enggano

Peta. Hasil Sutvey Potensi Wisata Pulau Enggano
Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar dari kepulauan Nusantara. Menjauh dari garis equator kearah selatan sepanjang 589 km. Dengan luasan datar 39.570,11 Ha, memanjang sejauh 35.60 km dari arah barat laut menuju tenggara atau dari Teluk Berhau sampai Tanjung Kohoubi. Melebar 12.95 km dari timur laut menuju barat daya atau dari Pelabuhan Malakoni sampai Tanjung Kioyo. Terpisah oleh Samudera Hindia dari pulau Sumatera. Terpaut 175 km dari Kota Bengkulu, 123 km dari Kota Manna, 133 km dari Kota Bintuhan dan 513 km dari Ibukota Indonesia Jakarta. Elevasi tertinggi berada dipuncak Koho Buwa-buwa (240 dpl). Disekitar Pulau Enggano terdapat beberapa pulau kecil antara lain; Pulau Dua (38.90 Ha), Pulau Merbau (6.8 Ha) dan Pulau Bangkai (0.26 Ha). Pernah terdapat Pulau Satu yang berada di Barat Pulau Enggano yang dikabari telah mulai menghilang semenjak tahun 1960-an dan sekarang hanya berupa karang mati.

Gambar. Teluk Labuho
Walau di Pulau Enggano tidak terdapat kawasan yang dicadangkan sebagai Hutan Wisata Alam. Namun potensi Pulau Enggano sebagai lokasi wisata patut di acungkan jempol. Untuk membuktikannya tentu dengan menelusuri nya secara langsung. Menelusuri Pulau Enggano salah satu kegiatan yang menantang sekaligus menyenangkan. Dapat dilalui melalui rute perairan dengan menggunakan sampan bermesin tempel, namun dapat pula dengan berjalan kaki. Rute perjalanan dengan menggunakan sampan dapat dilalui jika keadaan laut pasang. Namun sebaliknya, rute perjalanan dengan berjalan kaki akan lebih leluasa dilakukan apabila keadaan permukaan laut surut.
Gambar. Air terjun Koomang

Setiap sudut pulau Enggano memiliki keunikan dan memiliki sisi keindahan tersendiri. Untuk itu, akan banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan yang tentunya akan memenuhi memory keindahan yang ada di benak orang-orang yang mencintai dunia petualangan.

Ada beberapa potensi di Pulau Enggano yang selama ini sebagiannya belum tereksplorasi dengan baik.

Crocodile Watching
Tidak susah untuk mencari lokasi buaya di Pulau Enggano. Hampir di setiap muara kuala/sungai di didiami oleh buaya. Ukurannya bervariasi, mulai dari anakan sampai dengan berukuran raksasa. Menurut pengakuan nelayan setempat yang pernah menjumpai di sekitar Muara Berhau, panjangnya melebihi sampan yang bermuatan 1.5 Ton (panjang kira-kira 7-8 m), jadi bisa dibayangkan ukuran buaya yang dideskripsikan. 

Gambar. Burung Kehicap Ranting
Bird Watching
Ada banyak burung liar di Enggano yang bisa di temui baik yang Endemik maupun yang bukan. Dua spesies Endemik yang telah terditeksi di Kepulauan Enggano yakni Celepuk Enggano  (Otus enganensis), dengan Status Konservasi Hampir terancam, dan Burung Kacamata  (Zosterops salvadorii) dengan Status Konservasi Rentan. Jenis burung lain yang bisa dijumpai diantaranya adalah Burung Betet Ekor Panjang, Tiung/Beo Enggano,  Pergam, Kehicap Ranting, Bangau, dan banyak jenis burung lainnya yang dapat dijumpai dengan mudahnya di sepanjang jalan poros Enggano yang terbentang dari Desa Kahyapu bagian selatan sampai Desa Banjar Sari di  Bagian Utara. 

Camping Area, Tracking and Rock Climbing
Gambar. Tebing Pakiu - Koomang
Di sepanjang pesisir pantai Pulau Sebalik (sebutan untuk bibir pantai bagian barat daya Pulau Enggano) terdapat pondok nelayan yang bisa disinggahi dan cocok dijadikan sebagai areal perkemahan. Biasanya di setiap camp nelayan tersebut terdapat air tawar yang biasa dikonsumsi para nelayan. Selain itu ada beberapa tempat yang sangat baik untuk memancing dan mencari udang dan kepiting disekitar lokasi perkemahan.

Menelusuri hutan belantara Pulau Enggano mempunyai daya tarik tersendiri. Jalan sisa penjajahan bangsa Jepang merupakan track yang memiliki nilai history sembari menikmati alam terbuka dengan hutan lebat dan menikmati buah-buahan yang tumbuh liar. Menyelusuri pantai dapat dilakukan dengan berjalan kaki maupun dengan bersampan. Mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti kuburan kuno, perkampungan lama yang telah ditinggalkan penduduknya semenjak akhir abad ke-18. Bungker dan benteng sisa penjajahan Jepang dapat pula dijumpai di beberapa titik pulau.

Di ujung selatan dan utara pulau merupakan tempat yang menantang bagi para pecinta panjat tebing. Terdapat  tebing dengan gua-gua menantang di sekitar Koomang dan Batu layar. Tebing-tebing terjal di hadang oleh indahnya gelombang samudera hindia yang ganas.

Gambar. Babi Hutan
Hunting
Babi hutan salah satu satwa buruan yang potensial untuk diburu di Pulau Enggano. Selain menyalurkan hobi berburu, dapat pula membantu para petani dalam menanggulangi hama pertanian yang menjadi salah satu hama terbesar saat ini. Di setiap desa terdapat kelompok berburu yang bisa diikuti setiap minggu nya. Kelompok berburu tradisional tersebut tentu mempunyai daya tarik tersendiri, dengan alat yang masih tradisional dan dengan anjing buruan lokal. 

Wild Buffalo
Kerbau liar telah lama menjadi cerita menarik di Pulau Enggano. Namun tidak ada data yang pasti mengenai lokasi sentra hewan eksotik tersebut maupun jumlah populasinya. Namun sesekali terdengar cerita dari masyarakat yang mendengar dan melihat langsung jejak dan wujud kerbau liar tersebut.

Gambar. Hasil Tangkapan
Fishing
Bagi yang hobi memancing Pulau Enggano memang tempatnya.  Dapat dilakukan disekitar Sawang (Mulut sungai disekitar Tubir/Terumbu) dengan menggunakan sampan nelayan maupun disekitar muara Sungai. Untuk kegiatan memancing sangat berpengaruh dengan kondisi pasang surut air laut untuk itu kondisi alam sangat menentukan. Sawang yang menjadi favorit tempat memancing adalah disekitar Sawang Bugis didaerah barat daya pulau Enggano.
Menangkap udang lobster dan kepiting laut dapat dilakukan disekitar mulut tubir. Tentunya harus dengan menggunakan alat khusus. Kegiatan ini dapat dilakukan pada malam hari.

Gambar. Bangkai Penyu yang telah dimangsa
Sea Turlte
Untuk menjumpai penyu di perairan bisa dilihat di tepi tubir yang terdapat di pesisir pantai Pulau Enggano. Namun ada beberapa lokasi yang biasa dijumpai  akitifitas bertelurnya penyu; yakni disekitar Teluk Labuho (Teluk Kopi) Teluk Abeha, Teluk Kioyo, Teluk Ahai dan dua lokasi di teluk Malakoni. Namun sangat disayangkan hingga saat ini Perburuan Penyu Pulau Enggano masih sangat tinggi baik digunakan untuk upacara adat pesta pernikan maupun di konsumsi secara umum.
Gambar. Pakiu - Koomang


Surfing and Snorkling.
Wisata Air di Pulau Enggano selama ini boleh dikatakan belum ter eksplorasi dengan baik. Namun dibeberapa tempat pernah dikunjungi oleh turis asing dengan menggunakan kapal pribadi/sewaan. Tempat-tempat itu umumnya berada di sekitar Pulau Sebalik yang tidak didiami penduduk. Ditempat ini memiliki ombak yang baik bagi para pecinta olahraga surfing baik bagi pemula maupun profesional. 
Dengan kondisi tumpukan karang yang relatif dangkal, membuat Kepulauan Enggano menjadi lokasi snorkling yang potensial. Namun sangat disayangkan ada beberapa tempat dimana terumbu karangnya rusak yang diakibatkan oleh meningginya permukaan laut yang diakibatkan gempa bumi. 



Selasa, Maret 8

Lokasi Peluncuran Satelit Lapan Dalam Hutan Konservasi

Peta. Lokasi Rencana Bandara Antariksa
Enggano (ANTARA News) - Rencana lokasi peluncuran satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Pulau Enggano Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara berada dalam kawasan konservasi Taman Buru Gunung Nanua sehingga dikhawatirkan mengganggu ekosistim kawasan itu.

"Lokasi peluncuran satelit yang dinilai paling strategis dan diperkirakan bisa meluncurkan langsung ke orbit, berada dalam kawasan konservasi Taman Buru Gunung Nanua," kata Ketua Tim Patroli Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Resor Enggano Rendra Regen Rais di Enggano, Sabtu.

Ia mengatakan, selain di dalam Taman Buru Gunung Nanua yang berjarak 14 kilometer dari Desa Malakoni, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Bengkulu juga merencanakan dua lokasi lainnya yang berada di sekitar Cagar Alam Kioyo II.
Gambar. Aktifitas nelayan disekitar 

Hasil penelusuran BKSDA bersama sejumlah wartawan elektronik diketahui bahwa sekitar kawasan Taman Buru Gunung Nanua dan CA Kioyo yang memanjang hingga ke pesisir pantai sering ditemui nelayan yang mencari ikan dengan mendirikan pondok.

"Selain gangguan terhadap ekosistem kawasan, pasti akses nelayan terhadap kawasan pantai akan hilang karena lokasi itu akan bersih atau steril dari masyarakat," tambahnya.
(*)

Rabu, Februari 16

Pulau Enggano di Ancam Sawit

Gambar. Persemaian Kelapa Sawit di Pulau Enggano
Pulau Enggano terancam serangan hama yang bernama Kepala Sawit, mengapa dikatakan demikian? Berdasarkan penelitian, sawit membutuhkan sekitar 12-24 liter air per hari. Jika ini dibiarkan akan mengakibatkan bencana baru bagi pulau Enggano. Perlu diingat Pulau Enggano sebagai pulau kecil yang membutuhkan kawasan penyangga yang relatif lebih luas dan sebagai daerah tangkapan air.
Berdasarkan Penelitian Studi Daya Dukung Lingkungan Pulau Enggano Propinsi Bengkulu merekomendasikan;  Penebangan pohon di Pulau Enggano harus dipertimbangkan dan direncanakan secara matang sesuai dengan kegunaan dan kebutuhannya, mengingat kondisi tanah yang dangkal menyebabkan tanah di Pualu Enggano miskin hara sehingga sangat sulit untuk pemulihan kawasan hutan. Akankah dibiarkan Kelapa Sawit menjadi hama di Pulau Enggano?

Jumat, Februari 11

Kawasan Konservasi Enggano Salah Satu Kandidat Lokasi Peluncuran Satelit.

Peta. Lokasi Rencana Bandar Antariksa yang diusulkan Pemprov
Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Tim Survey Awal Bandar Antariksa Pulau Enggano menetapkan tiga alternatif lokasi rencana pembangunan Bandar Antariksa. Terdapat dua lokasi yang berdekatan dan berbatasan langsung dengan Cagar Alam Kioyo, yakni satu lokasi di Teluk Koomang, berikutnya kearah tenggara disekitar Sungai Kakitaha. Namun yang paling kontroversial adalah alternatif yang ke tiga, yakni didalam Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Nanua.
Berdasarkan standar dan kriteria lokasi Bandar Antariksa (space port/lounch site), Teluk Labuho boleh dikatakan lebih unggul daripada dua kandidat lainnya. Dimana berdasarkan kriteria tersebut dikatakan lokasi hendaknya diupayakan berada di dekat pantai mengarah ke laut bebas (di kesempatan lain dikatakan pula laut bebas yang mengarah ke Selatan). Namun dari segi aksesibilitas menjadi salah satu kekurangannya.
Luas lokasi yang dibutuhkan minimal 5 x 5 km (2500 Ha) sekitar 2-3 km yang merupakan landasan peluncuran, peralatan telemetri dan pelacakan. Terdapat pula zona control pemukiman penduduk dengan radius 4-5 km. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa daratan harus mampu digunakan untuk wahana peluncuran minimal seberat 3,8 ton (asumsi berat untuk RPS LAPAN).
Kehadiran dari Bandar Antariksa tentunya tidak sertamerta dengan mengindahkan segala dampak negative yang akan ditimbulkan. Tentu harus ada kajian-kajian teknis murni yang dilakukan oleh kalangan independen. Pasalnya kajian teknis mungkin bisa dilakukan oleh siapa saja, hanya saja demi kepentingan capital terkadang hasil kajian sangat tergantung dengan kepentingan yang punya hajat.
Dari hasil kajian Tim Survey terhadap respon dan aspirasi masyarakat menyebutkan bahwa masyarakat Pulau Enggano secara keseluruhan mempunyai nilai Tinggi/Baik.
Melihat dari hasil Tim Survey Awal Bandar Antariksa Pulau Enggano tentu hanya merupakan secuil gambaran dari nilai project yang juga mungkin tidak seberapa. Jika memang ada keinginan serius tentu harus ada kajian yang lebih serius. Namun jika ditempat lain ada pulau yang lebih layak, dan dengan resiko yang lebih kecil, tentunya pemerintah provinsi tidak perlu memaksakan diri, kesejahteraan Enggano tidak hanya tergantung dengan nilai project yang mungkin Puluh Triliunan Rupiah namun hanya jatuh tangan segelintir orang. Tapi Kesejahteraan Enggano sangat tegantung dengan kondisi pemerintah/penguasa negara --yang semestinya harus disembuhkan dari kecarut-marutan politik, ekonomi, pendidikan yang semakin hari semakin dirasakan dampaknya--. Pada dasarnya Negara tidak kekurangan uang untuk mensejahterakan rakyatnya, hanya saja Negara kekurangan Sistem dan kekurangan abdi negara yang tulus serta jujur. [rrr]

Selasa, Januari 25

Cicak Terbang Hijau Enggano

Tidak seperti lazimnya, cicak terbang yang kita jumpai di Sumatera atau di Jawa biasanya berwana ke abu-abuan. Namun di Pulau Enggano kita menjumpai Cicak Terbang berwarna hijau cerah dan memiliki sayap tunggal di bagian leher berwarna kuning.
Gambar. Cicak Terbang Draco Sp.

Klasifikasi ilmiah
Filum:Chordates
Upafilum:Vertebrata
Kelas:Reptilia
Ordo:Squamata
Upaordo:Sauria
Superfamili:Acrodonta
Famili:Agamidae
Upafamili:Draconinae
Genus:Draco
Spesies:   ?

Senin, Januari 24

Burung Kacamata Jambul Ambulans: Berkicau Sangat Merdu

Kehicap Ranting (Hypothymis azurea)
Entah apa nama ilmiyah dari burung ini, mungkin ada bisa yang bantu?. Salah seorang  penangkap (pemburu) Beo Enggano menyebutnya Burung Kacamata Jambul Ambulans (panjang juga ya?). Bunyinya merdu dan nyaring dan seperti Ambulans. Sedikit berjambul dan berkacamat. "pakai kaca mata minus" kata si mantan pencari beo, "Jika burung kacamata, sudah pake kacamata plus" Sambungnya.
 Burung ini biasanya dijumpai dibawah tajuk pohon di hutan yang lebat, dan sangat jarang dijumpai di tempat terbuka. Tidak seperti burung Kacamata Enggano, Burung ini lebih sering dijumpai dalam keadaan menyendiri. Bergerak sangat lincah, untuk itu tidak mudah untuk bisa menangkap bayangannya dengan kamera. Suka bermain-main diranting pohon atau perdu dan tubuh berukuran relatif kecil.
Bagi para pengamat burung, tentu sebuah keberuntungan bisa mendengar kicauan  merdu burung yang satu ini. Namun butuh kesabaran untuk bisa mengamatinya secara seksama dialam liar sana. Bagi yang berminat, si mantan pemburu beo, siap memandu anda.

Lihat Juga
Burung Betet Enggano

Burung Betet Enggano Menjadi Hama?

Anggrek Bulan Enggano
Ular Laut di Pelabuhan Kahyapu

Burung Betet Enggano Menjadi Hama?

Entah apa yang salah, ketika alam tidak lagi bersahabat. Burung Betet Ekor Panjang (Psittacula longicauda) yang bisa dijumpai di Pulau Enggano dianggab sebagai hama oleh masyarakat setempat. Diantara tanaman masyarakat yang diserang adalah tanaman pisang.
Tidak ada yang tau pasti apa penyebab dari konflik ini. Yang jelas, tentu ada sesuatu yang tidak seimbang di alam. Karena tentu Allah SWT menciptakan alam ini sudah dengan sangat seimbang dan sempurna.
Gambar. Tandan pisang dibalut karung
Para pecinta binatang khususnya burung, tentu tidak ingin Burung Betet Enggano ini di buru dan dibunuh ibaratnya hama. Untuk itu tentu ini salah satu masalah yang menarik dan penting untuk diteliti dan ditinjau lebih jauh. Sembari mencari solusi yang bijak.
Untuk saat ini, masyarakat yang menanam pisang hanya bisa mengantisipasi dengan membalut tandan buah pisang dengan menggunakan karung atau kantung plastik seadanya. Untuk saat ini mungkin itu yang hanya bisa diperbuat.

Lihat Juga
Burung Betet Enggano
Anggrek Bulan Enggano
Ular Laut di Pelabuhan Kahyapu

Burung Kacamata Jambul Ambulans: Berkicau Sangat Merdu

Sabtu, Januari 22

Menelusuri Rute Jalan Jepang di Pulau Enggano

Gambar. Jalan Jepang Masih Terlihat Jelas
Pendudukan bangsa Jepang pada masa penjajahan (1942-1945) menyisakan objek sejarah di Pulau Enggano. Jepang telah menjadikan Pulau Enggano sebagai basis pertahanan strategis di Samudera Hindia dan pantai Barat Sumatera. diantara objek sejarah yang penting di Pulau Enggano adalah rute jalan yang pernah digunakan oleh bangsa Jepang dalam menguasi medan pulau.
Jalan yang masih bisa ditelusuri tersebut tergolong unik dan menarik. Walaupun sudah berumur 70 Tahun lebih, badan jalan masih bisa dilalui dan terlihat sangat jelas, walaupun tidak dirawat dan jarang ditempuh. Rute tersebut adalah antara Malakoni dan Teluk Abeha membelah pulau dari barat ke timur sejauh lebih kurang 15 km. Selanjutnya terdapat pula rute tegak lurus antara Malakoni, Teluk Abeha dan Kahyapu, dengan mengeyeberangi dua sungai besar yakni Kuala Besar dan Kula Kecil.
Menurut Koordinator Kepala Suku (Pa'Buki'), Rute jalan Jepang Malakoni Teluk Abeha dulunya bisa dilalui dengan menggunakan kendaraan. Namun sekarang badan jalan sudah banyak ditutupi oleh pepohonan dan tumbuhan liar lainnya.

Gambar. Bunker Peninggalan Jepang di Desa Malakoni
Tentu menelusuri Jalan ini menjadi kesenangan tersendiri, selain napak tilas sejarah, tentu ada banyak objek menarik yang bisa diperhatikan disepanjang  perjalanan menelusuri jalan Jepang ini. Mulai dari mengamantai berbagai spesies burung dan mendengar langsung kicauan indahnya, buah-buahan alam yang bisa dimakan langsung, mengamati hewan mamalia kerbau liar dan masih banyak aktifitas pertualangan lain yang bisa dilakukan. 

Ada yang tertarik menelusuri jalan ini? kami siap memandu anda, sembari menemani petugas kami berpatroli dalan rangka pengamanan kawasan hutan di pulau Enggano.

Penangkaran Anggrek Insitu di Pulau Enggano

Gambar. Anggrek Bulan 
Saat ini EngganoConservation telah memiliki lahan seluas 3.5 Ha untuk ditetapkan sebagai lahan pelestarian dan penangkaran berbagai spesies anggrek. Terutama jenis Anggrek yang terdapat di Pulau Enggano. Lahan yang berada ditepi Sungai Mauna Desa Kaana tersebut untuk saat ini telah tumbuh secara alami berbagai jenis Anggrek, terutama Anggrek Bulan Enggano.

Sekitar 2 tahun yang lalu, Anggrek Bulan Enggano banyak diperjual belikan secara illegal oleh pengusaha bunga yang berasal dari Bandung. Sehingga akhirnya usaha tersebut berhenti terkait tidak dilengkapi izin yang sah. Tentunya akibat aktifitas ini mengakibatkan dampak baik langsung maupun tidak langsung.
Diantara dampak langsung dari diperjualbelikannya Anggrek tersebut selama beberapa tahun adalah menurunnya populasi secara drastis. Karena diperkirakan ribuan batang Anggrek Bulan Enggano telah dibawa keluar tanpa ada batasan dan mempertimbangkan faktor ekologi.
Gambar. Anggrek Wangi Melati
Untuk itulah EngganoConservation melakukan berbagai upaya agar populasi Anggrek liar di Pulau Enggano bisa dipertahankan.  Dan diharapkan kedepan, pengambilan anggrek liar di hutan bisa dicegah.

Selain Anggrek Bulan Enggano, terdapat pula jenis Anggrek berkelopak bunga berwarna putih dan berbau wangi seperti bunga melati. Anggrek jenis ini banyak ditanam warga Enggano didepan rumah mereka. Selain mengeluarkan bau wangi yang semerbak, bunga ini memantulkan cahaya putih yang sedap dipandang mata.
Ada banyak jenis anggrek lain yang tumbuh liar di Pulau Enggano, Untuk itu harus ada upaya serius untuk melestarikannya. Sehingga kekayaan jenis populasi Pulau Enggano tidak hanya menjadi objek komersialisasi tanpa mempertimbangkan banyak faktor.

Ular Laut di Pelabuhan Kahyapu

Gambar. Laticuda sp, dipelabuhan Kahyapu
Bila anda berkunjung ke Pulau Enggano, tidak susah menemukan ular seperti yang terlihat pada gambar. Ular laut ini banyak ditemukan di bawah kolong jembatan pelabuhan Ferry Kahyapu. Bagi para pecinta ular tentu kesempatan ini menjadi pemandangan yang mengasyikkan. Karena disiang hari ular-ular berbisa ini bisa diintip melalui celah bebatuan dan jembatan. Dan jika dimalam hari ular ini dengan mudahnya mendekat apabila melihat cahaya lampu atau senter. Jika siang mungkin bisa terlihat puluhan ular yang sedang tidur. Dan menurut pengakuan yang pernah melihat, jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan jika di malam hari. Terlihat terutama di atas jembatan pelabuhan Ferry Kahyapu.
Bagi yang phobia dengan ular, tidak perlu khawatir dengan ular ini, saat ketemu di laut atau didarat selama tidak melukai dan menyakiti. Karakter ular ini cukup tenang dan berusaha menghindar selama masih ada ruang untuk menghindari bahaya yang mendekatinya. Jangan panik tapi sebaiknya dihindari.
Namun hati-hati akan ular ini, jangan sesekalai membuat dia merasa terancam dan terganggu, gigitan ular laut hanya membutuhkan waktu sekitar 1 - 2 menit saja untuk membunuh manusia