Jumat, Maret 18

Aset Tersembunyi di Pulau Enggano

Peta. Hasil Sutvey Potensi Wisata Pulau Enggano
Pulau Enggano merupakan salah satu pulau terluar dari kepulauan Nusantara. Menjauh dari garis equator kearah selatan sepanjang 589 km. Dengan luasan datar 39.570,11 Ha, memanjang sejauh 35.60 km dari arah barat laut menuju tenggara atau dari Teluk Berhau sampai Tanjung Kohoubi. Melebar 12.95 km dari timur laut menuju barat daya atau dari Pelabuhan Malakoni sampai Tanjung Kioyo. Terpisah oleh Samudera Hindia dari pulau Sumatera. Terpaut 175 km dari Kota Bengkulu, 123 km dari Kota Manna, 133 km dari Kota Bintuhan dan 513 km dari Ibukota Indonesia Jakarta. Elevasi tertinggi berada dipuncak Koho Buwa-buwa (240 dpl). Disekitar Pulau Enggano terdapat beberapa pulau kecil antara lain; Pulau Dua (38.90 Ha), Pulau Merbau (6.8 Ha) dan Pulau Bangkai (0.26 Ha). Pernah terdapat Pulau Satu yang berada di Barat Pulau Enggano yang dikabari telah mulai menghilang semenjak tahun 1960-an dan sekarang hanya berupa karang mati.

Gambar. Teluk Labuho
Walau di Pulau Enggano tidak terdapat kawasan yang dicadangkan sebagai Hutan Wisata Alam. Namun potensi Pulau Enggano sebagai lokasi wisata patut di acungkan jempol. Untuk membuktikannya tentu dengan menelusuri nya secara langsung. Menelusuri Pulau Enggano salah satu kegiatan yang menantang sekaligus menyenangkan. Dapat dilalui melalui rute perairan dengan menggunakan sampan bermesin tempel, namun dapat pula dengan berjalan kaki. Rute perjalanan dengan menggunakan sampan dapat dilalui jika keadaan laut pasang. Namun sebaliknya, rute perjalanan dengan berjalan kaki akan lebih leluasa dilakukan apabila keadaan permukaan laut surut.
Gambar. Air terjun Koomang

Setiap sudut pulau Enggano memiliki keunikan dan memiliki sisi keindahan tersendiri. Untuk itu, akan banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan yang tentunya akan memenuhi memory keindahan yang ada di benak orang-orang yang mencintai dunia petualangan.

Ada beberapa potensi di Pulau Enggano yang selama ini sebagiannya belum tereksplorasi dengan baik.

Crocodile Watching
Tidak susah untuk mencari lokasi buaya di Pulau Enggano. Hampir di setiap muara kuala/sungai di didiami oleh buaya. Ukurannya bervariasi, mulai dari anakan sampai dengan berukuran raksasa. Menurut pengakuan nelayan setempat yang pernah menjumpai di sekitar Muara Berhau, panjangnya melebihi sampan yang bermuatan 1.5 Ton (panjang kira-kira 7-8 m), jadi bisa dibayangkan ukuran buaya yang dideskripsikan. 

Gambar. Burung Kehicap Ranting
Bird Watching
Ada banyak burung liar di Enggano yang bisa di temui baik yang Endemik maupun yang bukan. Dua spesies Endemik yang telah terditeksi di Kepulauan Enggano yakni Celepuk Enggano  (Otus enganensis), dengan Status Konservasi Hampir terancam, dan Burung Kacamata  (Zosterops salvadorii) dengan Status Konservasi Rentan. Jenis burung lain yang bisa dijumpai diantaranya adalah Burung Betet Ekor Panjang, Tiung/Beo Enggano,  Pergam, Kehicap Ranting, Bangau, dan banyak jenis burung lainnya yang dapat dijumpai dengan mudahnya di sepanjang jalan poros Enggano yang terbentang dari Desa Kahyapu bagian selatan sampai Desa Banjar Sari di  Bagian Utara. 

Camping Area, Tracking and Rock Climbing
Gambar. Tebing Pakiu - Koomang
Di sepanjang pesisir pantai Pulau Sebalik (sebutan untuk bibir pantai bagian barat daya Pulau Enggano) terdapat pondok nelayan yang bisa disinggahi dan cocok dijadikan sebagai areal perkemahan. Biasanya di setiap camp nelayan tersebut terdapat air tawar yang biasa dikonsumsi para nelayan. Selain itu ada beberapa tempat yang sangat baik untuk memancing dan mencari udang dan kepiting disekitar lokasi perkemahan.

Menelusuri hutan belantara Pulau Enggano mempunyai daya tarik tersendiri. Jalan sisa penjajahan bangsa Jepang merupakan track yang memiliki nilai history sembari menikmati alam terbuka dengan hutan lebat dan menikmati buah-buahan yang tumbuh liar. Menyelusuri pantai dapat dilakukan dengan berjalan kaki maupun dengan bersampan. Mengunjungi tempat-tempat bersejarah, seperti kuburan kuno, perkampungan lama yang telah ditinggalkan penduduknya semenjak akhir abad ke-18. Bungker dan benteng sisa penjajahan Jepang dapat pula dijumpai di beberapa titik pulau.

Di ujung selatan dan utara pulau merupakan tempat yang menantang bagi para pecinta panjat tebing. Terdapat  tebing dengan gua-gua menantang di sekitar Koomang dan Batu layar. Tebing-tebing terjal di hadang oleh indahnya gelombang samudera hindia yang ganas.

Gambar. Babi Hutan
Hunting
Babi hutan salah satu satwa buruan yang potensial untuk diburu di Pulau Enggano. Selain menyalurkan hobi berburu, dapat pula membantu para petani dalam menanggulangi hama pertanian yang menjadi salah satu hama terbesar saat ini. Di setiap desa terdapat kelompok berburu yang bisa diikuti setiap minggu nya. Kelompok berburu tradisional tersebut tentu mempunyai daya tarik tersendiri, dengan alat yang masih tradisional dan dengan anjing buruan lokal. 

Wild Buffalo
Kerbau liar telah lama menjadi cerita menarik di Pulau Enggano. Namun tidak ada data yang pasti mengenai lokasi sentra hewan eksotik tersebut maupun jumlah populasinya. Namun sesekali terdengar cerita dari masyarakat yang mendengar dan melihat langsung jejak dan wujud kerbau liar tersebut.

Gambar. Hasil Tangkapan
Fishing
Bagi yang hobi memancing Pulau Enggano memang tempatnya.  Dapat dilakukan disekitar Sawang (Mulut sungai disekitar Tubir/Terumbu) dengan menggunakan sampan nelayan maupun disekitar muara Sungai. Untuk kegiatan memancing sangat berpengaruh dengan kondisi pasang surut air laut untuk itu kondisi alam sangat menentukan. Sawang yang menjadi favorit tempat memancing adalah disekitar Sawang Bugis didaerah barat daya pulau Enggano.
Menangkap udang lobster dan kepiting laut dapat dilakukan disekitar mulut tubir. Tentunya harus dengan menggunakan alat khusus. Kegiatan ini dapat dilakukan pada malam hari.

Gambar. Bangkai Penyu yang telah dimangsa
Sea Turlte
Untuk menjumpai penyu di perairan bisa dilihat di tepi tubir yang terdapat di pesisir pantai Pulau Enggano. Namun ada beberapa lokasi yang biasa dijumpai  akitifitas bertelurnya penyu; yakni disekitar Teluk Labuho (Teluk Kopi) Teluk Abeha, Teluk Kioyo, Teluk Ahai dan dua lokasi di teluk Malakoni. Namun sangat disayangkan hingga saat ini Perburuan Penyu Pulau Enggano masih sangat tinggi baik digunakan untuk upacara adat pesta pernikan maupun di konsumsi secara umum.
Gambar. Pakiu - Koomang


Surfing and Snorkling.
Wisata Air di Pulau Enggano selama ini boleh dikatakan belum ter eksplorasi dengan baik. Namun dibeberapa tempat pernah dikunjungi oleh turis asing dengan menggunakan kapal pribadi/sewaan. Tempat-tempat itu umumnya berada di sekitar Pulau Sebalik yang tidak didiami penduduk. Ditempat ini memiliki ombak yang baik bagi para pecinta olahraga surfing baik bagi pemula maupun profesional. 
Dengan kondisi tumpukan karang yang relatif dangkal, membuat Kepulauan Enggano menjadi lokasi snorkling yang potensial. Namun sangat disayangkan ada beberapa tempat dimana terumbu karangnya rusak yang diakibatkan oleh meningginya permukaan laut yang diakibatkan gempa bumi. 



Selasa, Maret 8

Lokasi Peluncuran Satelit Lapan Dalam Hutan Konservasi

Peta. Lokasi Rencana Bandara Antariksa
Enggano (ANTARA News) - Rencana lokasi peluncuran satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Pulau Enggano Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara berada dalam kawasan konservasi Taman Buru Gunung Nanua sehingga dikhawatirkan mengganggu ekosistim kawasan itu.

"Lokasi peluncuran satelit yang dinilai paling strategis dan diperkirakan bisa meluncurkan langsung ke orbit, berada dalam kawasan konservasi Taman Buru Gunung Nanua," kata Ketua Tim Patroli Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Resor Enggano Rendra Regen Rais di Enggano, Sabtu.

Ia mengatakan, selain di dalam Taman Buru Gunung Nanua yang berjarak 14 kilometer dari Desa Malakoni, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Bengkulu juga merencanakan dua lokasi lainnya yang berada di sekitar Cagar Alam Kioyo II.
Gambar. Aktifitas nelayan disekitar 

Hasil penelusuran BKSDA bersama sejumlah wartawan elektronik diketahui bahwa sekitar kawasan Taman Buru Gunung Nanua dan CA Kioyo yang memanjang hingga ke pesisir pantai sering ditemui nelayan yang mencari ikan dengan mendirikan pondok.

"Selain gangguan terhadap ekosistem kawasan, pasti akses nelayan terhadap kawasan pantai akan hilang karena lokasi itu akan bersih atau steril dari masyarakat," tambahnya.
(*)