Sabtu, Januari 22

Penangkaran Anggrek Insitu di Pulau Enggano

Gambar. Anggrek Bulan 
Saat ini EngganoConservation telah memiliki lahan seluas 3.5 Ha untuk ditetapkan sebagai lahan pelestarian dan penangkaran berbagai spesies anggrek. Terutama jenis Anggrek yang terdapat di Pulau Enggano. Lahan yang berada ditepi Sungai Mauna Desa Kaana tersebut untuk saat ini telah tumbuh secara alami berbagai jenis Anggrek, terutama Anggrek Bulan Enggano.

Sekitar 2 tahun yang lalu, Anggrek Bulan Enggano banyak diperjual belikan secara illegal oleh pengusaha bunga yang berasal dari Bandung. Sehingga akhirnya usaha tersebut berhenti terkait tidak dilengkapi izin yang sah. Tentunya akibat aktifitas ini mengakibatkan dampak baik langsung maupun tidak langsung.
Diantara dampak langsung dari diperjualbelikannya Anggrek tersebut selama beberapa tahun adalah menurunnya populasi secara drastis. Karena diperkirakan ribuan batang Anggrek Bulan Enggano telah dibawa keluar tanpa ada batasan dan mempertimbangkan faktor ekologi.
Gambar. Anggrek Wangi Melati
Untuk itulah EngganoConservation melakukan berbagai upaya agar populasi Anggrek liar di Pulau Enggano bisa dipertahankan.  Dan diharapkan kedepan, pengambilan anggrek liar di hutan bisa dicegah.

Selain Anggrek Bulan Enggano, terdapat pula jenis Anggrek berkelopak bunga berwarna putih dan berbau wangi seperti bunga melati. Anggrek jenis ini banyak ditanam warga Enggano didepan rumah mereka. Selain mengeluarkan bau wangi yang semerbak, bunga ini memantulkan cahaya putih yang sedap dipandang mata.
Ada banyak jenis anggrek lain yang tumbuh liar di Pulau Enggano, Untuk itu harus ada upaya serius untuk melestarikannya. Sehingga kekayaan jenis populasi Pulau Enggano tidak hanya menjadi objek komersialisasi tanpa mempertimbangkan banyak faktor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar